Profil Desa Kemanukan

Ketahui informasi secara rinci Desa Kemanukan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kemanukan

Tentang Kami

Profil Desa Kemanukan, Bagelen, Purworejo. Mengupas tuntas potensi sebagai lumbung padi utama di tepi Sungai Bogowonto, dinamika pemerintahan, kehidupan sosial-budaya, serta tantangan dan prospek pembangunan ekonomi di masa depan.

  • Lumbung Padi Utama

    Desa Kemanukan merupakan pusat produksi padi yang vital di Kecamatan Bagelen, dengan lahan subur yang didukung oleh sistem irigasi dari Sungai Bogowonto.

  • Lokasi Geografis Strategis

    Terletak di dataran rendah yang subur di tepi aliran Sungai Bogowonto, memberikan keuntungan agronomis sekaligus tantangan hidrologis bagi desa.

  • Komunitas yang Aktif dan Solid

    Masyarakat desa memiliki ikatan sosial yang kuat, tercermin dari budaya gotong royong yang terpelihara dan keaktifan dalam kegiatan olahraga serta keagamaan.

XM Broker

Desa Kemanukan, sebuah wilayah agraris yang subur di Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, memantapkan posisinya sebagai salah satu penopang utama ketahanan pangan di tingkat lokal. Terletak strategis di dataran rendah yang dialiri oleh Sungai Bogowonto, desa ini menjadi kanvas kehidupan bagi ribuan jiwa yang menggantungkan hidupnya pada ritme tanam dan panen padi. Lebih dari sekadar hamparan sawah, Kemanukan ialah sebuah komunitas yang hidup, di mana tradisi, semangat gotong royong, dan upaya pembangunan berkelanjutan berpadu untuk membentuk identitas desa yang tangguh dan dinamis di tengah tantangan zaman.

Kondisi Geografis dan Demografi

Secara geografis, Desa Kemanukan menempati posisi di dataran rendah aluvial yang sangat subur, sebuah karakteristik yang terbentuk oleh endapan tanah dari aliran Sungai Bogowonto yang menjadi batas alamiah di sisi barat wilayahnya. Kondisi topografi yang cenderung datar ini menjadikan Kemanukan sebagai lokasi yang sangat ideal untuk pengembangan pertanian lahan basah, khususnya padi sawah.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, luas wilayah Desa Kemanukan tercatat sekitar 1,85 km². Meskipun luasnya relatif tidak besar dibandingkan desa-desa lain di sekitarnya, wilayah ini dimanfaatkan secara intensif untuk kegiatan produktif. Desa Kemanukan berbatasan langsung dengan sejumlah desa tetangga. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Piji. Di sisi timur, desa ini bersebelahan dengan Desa Sokoagung, sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Dadirejo. Batas baratnya, seperti yang telah disebutkan, merupakan aliran Sungai Bogowonto.Dari aspek demografi, Desa Kemanukan dihuni oleh populasi yang cukup padat. Data kependudukan terakhir menunjukkan jumlah penduduk mencapai 2.512 jiwa. Dengan luas wilayah 1,85 km², maka tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka 1.358 jiwa per km². Angka ini tergolong tinggi untuk sebuah kawasan perdesaan dan menunjukkan bahwa lahan yang tersedia dimanfaatkan secara maksimal baik untuk pemukiman maupun pertanian. Mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani, yang menjadi tulang punggung aktivitas ekonomi desa. Selebihnya berprofesi sebagai pedagang, pegawai negeri, karyawan swasta, dan wirausahawan skala kecil.

Sejarah dan Asal-Usul Desa

Setiap nama desa seringkali menyimpan cerita dan warisan masa lalu, begitu pula dengan Desa Kemanukan. Menurut cerita tutur yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun di kalangan masyarakat setempat, nama "Kemanukan" memiliki kaitan erat dengan kata "manuk" yang dalam bahasa Jawa berarti burung. Konon, pada zaman dahulu, wilayah ini merupakan tempat persinggahan atau habitat bagi aneka jenis burung dalam jumlah besar.Salah satu legenda yang populer mengisahkan tentang seorang tokoh sakti yang sedang beristirahat di bawah pohon rindang di area tersebut. Saat beristirahat, ia dikerumuni oleh ribuan burung yang hinggap di sekelilingnya seolah-olah menunjukkan rasa hormat. Peristiwa luar biasa inilah yang kemudian membuat tempat tersebut dikenal sebagai "Kemanukan", yang secara harfiah dapat diartikan sebagai tempat yang didatangi atau dipenuhi oleh burung. Meskipun kebenaran historisnya sulit dilacak secara pasti, cerita ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan kolektif masyarakat Desa Kemanukan hingga saat ini.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Pusat administrasi dan pelayanan publik Desa Kemanukan berada di Kantor Desa, yang menjadi motor penggerak pembangunan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa dan jajaran perangkatnya. Sistem pemerintahan desa berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku, dengan fokus pada pencapaian visi dan misi untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Pemerintah desa secara proaktif mengelola berbagai program, terutama yang bersumber dari Dana Desa, untuk pembangunan infrastruktur fisik dan pemberdayaan masyarakat.Transparansi dan akuntabilitas menjadi prinsip yang dipegang dalam tata kelola pemerintahan. Musyawarah Desa menjadi forum utama bagi warga untuk menyampaikan aspirasi dan terlibat langsung dalam proses perencanaan pembangunan. "Kami berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan yang terbuka. Setiap program yang kami rencanakan, mulai dari perbaikan jalan usaha tani, normalisasi saluran irigasi, hingga program pemberdayaan UMKM, selalu didasarkan pada usulan dan kebutuhan riil masyarakat," demikian pernyataan yang sering disampaikan oleh pihak pemerintah desa dalam berbagai forum resmi.Keberhasilan pembangunan desa juga tidak lepas dari peran aktif lembaga kemasyarakatan desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjalankan fungsi pengawasan dan legislasi di tingkat desa, sementara Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Karang Taruna, dan Tim Penggerak PKK menjadi mitra strategis pemerintah desa dalam menggerakkan partisipasi warga di berbagai bidang, mulai dari sosial, ekonomi, hingga keagamaan.

Potensi Ekonomi: Lumbung Padi dan Pengembangan UMKM

Kekuatan ekonomi utama Desa Kemanukan tanpa diragukan lagi terletak pada sektor pertanian. Hamparan sawah beririgasi teknis yang subur menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung padi terpenting di Kecamatan Bagelen. Ketergantungan pada Sungai Bogowonto sebagai sumber air utama membuat aktivitas pertanian di sini dapat berjalan sepanjang tahun. Dalam setahun, petani dapat melakukan dua hingga tiga kali masa tanam, baik padi maupun palawija.Padi merupakan komoditas primadona yang hasilnya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga dipasok ke berbagai pasar di Kabupaten Purworejo. Di luar musim tanam padi, para petani biasanya menanam tanaman palawija seperti jagung, kedelai, dan kacang hijau untuk menjaga kesuburan tanah sekaligus sebagai sumber pendapatan alternatif. Keberhasilan sektor pertanian ini sangat didukung oleh kerja keras para petani serta peran kelompok-kelompok tani yang aktif dalam berbagi pengetahuan dan mengelola distribusi pupuk serta benih.Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat Desa Kemanukan juga mulai melirik potensi ekonomi di luar sektor pertanian. Geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai tampak, meskipun masih dalam skala rumahan. Beberapa warga mulai merintis usaha di bidang kuliner, seperti pembuatan aneka makanan ringan (kue basah, keripik) dan pengolahan hasil pertanian. Selain itu, usaha perdagangan dalam bentuk warung kelontong dan jasa juga turut mewarnai lanskap ekonomi desa, menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat setempat.

Kehidupan Sosial, Budaya dan Olahraga

Kehidupan sosial masyarakat Desa Kemanukan dilandasi oleh semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat. Budaya gotong royong masih terpelihara dengan baik dan menjadi solusi kolektif dalam menghadapi berbagai persoalan. Kegiatan seperti kerja bakti membersihkan saluran irigasi sebelum masa tanam, memperbaiki fasilitas umum, atau membantu warga yang sedang mengadakan hajatan merupakan cerminan dari soliditas sosial yang telah mengakar.Dalam konteks budaya, masyarakat Kemanukan memegang teguh nilai-nilai dan tradisi Jawa yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tata krama, sopan santun, dan penghormatan terhadap sesama. Kegiatan keagamaan juga berjalan dengan semarak, di mana masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan keagamaan bagi anak-anak dan remaja.Satu hal yang cukup menonjol dari dinamika sosial di Desa Kemanukan ialah semangat warganya di bidang olahraga, khususnya sepak bola. Desa ini memiliki sebuah klub sepak bola lokal, Persik Kemanukan, yang menjadi kebanggaan warga. Keberadaan klub ini tidak hanya menjadi wadah penyaluran bakat bagi para pemuda, tetapi juga menjadi alat pemersatu yang efektif. Setiap kali Persik Kemanukan bertanding, antusiasme warga untuk memberikan dukungan sangat tinggi, menciptakan atmosfer kebersamaan yang positif.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Sebagai desa agraris, Kemanukan menghadapi sejumlah tantangan klasik. Ketergantungan yang sangat tinggi pada sektor pertanian membuatnya rentan terhadap dampak perubahan iklim, serangan hama, dan fluktuasi harga gabah di pasaran. Selain itu, regenerasi petani menjadi isu krusial, di mana minat generasi muda untuk meneruskan profesi orang tuanya di sawah cenderung menurun. Dari segi geografis, lokasi desa yang berada di tepi sungai besar juga membawa potensi risiko bencana hidrologis seperti banjir, yang memerlukan sistem mitigasi yang baik.Namun di tengah tantangan tersebut, Desa Kemanukan menyimpan prospek masa depan yang cerah. Modernisasi pertanian melalui penerapan teknologi, penggunaan benih unggul, dan perbaikan manajemen pascapanen dapat meningkatkan produktivitas dan nilai jual hasil tani secara signifikan. Diversifikasi ekonomi menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian. Pemerintah desa bersama masyarakat dapat lebih serius mendorong pengembangan UMKM melalui pelatihan, bantuan permodalan, dan fasilitasi pemasaran, termasuk memanfaatkan platform digital.Potensi Sungai Bogowonto juga dapat dikembangkan lebih dari sekadar sumber irigasi. Dengan pengelolaan yang baik, sebagian area bantaran sungai dapat dikembangkan menjadi ruang publik atau bahkan destinasi wisata lokal sederhana, seperti area pemancingan atau wisata air, yang dapat dikelola oleh BUMDes untuk menciptakan sumber pendapatan baru bagi desa.Sebagai kesimpulan, Desa Kemanukan merupakan potret sebuah desa yang hidup dan berdenyut. Dengan fondasi pertanian yang kokoh, modal sosial yang kuat, dan semangat untuk terus maju, desa ini memiliki kapasitas untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi desa yang lebih sejahtera dan berdaya saing di masa yang akan datang.